Penggunaan FMEA dalam Mengidentifikasi Risiko Kegagalan Pada Proses Produksi Kemasan Karton Lipat (Studi Kasus : PT. Interact Corpindo)

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Saeful Imam
Desy Merry Nilasari Pakpahan

Abstract

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di masyarakat mengakibatkan semakin majunya pola pikir yang dimiliki masyarakat tersebut. Dalam hal memilih suatu produk di pasar, kini masyarakat tidak hanya menilai dari murahnya harga produk, tetapi masyarakat juga akan menilai dari segi mutunya. Salah satu hal yang mempengaruhi mutu produk adalah ketidaksesuaian atau defect. PT. Interact Corpindo merupakan salah satu perusahaan cetak kemasan offset yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat. Salah satu jenis kemasan yang dihasilkan PT. Interact Corpindo adalah kemasan karton lipat. Berdasarkan data historis perusahaan pada tahun 2018 didapatkan rata-rata persentase waste sebesar 1,5%. Meskipun persentase waste hasil produksi tergolong kecil yaitu di bawah 3%, tetapi tetap ada kerugian yang dihasilkan dari jumlah waste tersebut. Dengan adanya pengendalian kualitas secara baik dan benar, maka akan diperoleh produk yang dapat memenuhi keingnan konsumen. Salah satu tools yang digunakan untuk membantu pengendalian kualitas adalah menggunakan metode Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). Penggunaan FMEA mampu mengidentifikasi risiko kegagalan yang terjadi selama proses produksi Snack Box KFC. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis moda kegagalan yang menyebabkan defect dengan menggunakan metode FMEA, mendapatkan risiko kegagalan proses produksi terbesar dalam nilai Risk Priority Number (RPN), dan memberikan usulan perbaikan untuk produksi selanjutnya. Berdasarkan pengolahan data dengan metode FMEA didapatkan 14 jenis kegagalan. Moda kegagalan tersebut didapatkan berdasarkan kegagalan dari faktor man, machine, material, method, environment. Berdasarkan nilai RPN, didapatkan 3 ranking terbesar moda kegagalan yaitu Kurang SDM QC Inprocess, Operator Kurang Pengalaman, dan Operator Tidak Paham. Berdasarkan tabel Problem Identification and Corrective Action(PICA), didapatkan beberapa usulan perbaikan yaitu : 1) Menjalankan checksheet saat proses cetak sedang berlangsung, 2) Training pengoperasian mesin cetak untuk operator secara berkala (per 3 bulan) untuk meningkatkan keahlian dan ketelitian, 3)Melakukan penilaian kinerja karyawan, dan 4) Membiasakan budaya berbagi ilmu, khususnya antara senior dan junior.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

References

  1. Addien, A., 2017. Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java. Seminar dan Konferensi Nasional IDEC 2017 8 – 9 Mei 2017 Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
  2. Puspitasari, N., Martanto, A., 2014. Penggunaan FMEA dalam Mengidentifikasi Resiko Kegagalan Proses Produksi Sarung ATM (Alat Tenun Mesin) Studi Kasus PT. Asaputex Jaya Tegal. J@TI Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol IX, No 2, Mei 2014. Universitas Diponegoro, Semarang.
  3. Djunaidi, M., Ryantaffy, A., 2018. Analisis Nonconforming Part Pada Wings Structure Pesawat CN-235 Dengan Menggunakan Metode FMEA. J@TI Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No.2, Mei 2018. Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
  4. Puspitasari, N., et al., 2017. Analisis Identifikasi Masalah Dengan Menggunakan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Risk Priority Number (RPN) Pada Sub Assembly Line Studi Kasus PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia. J@TI Undip : Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 2, Mei 2017. Universitas Diponegoro, Semarang.