Eksplorasi Design Thinking Dalam Perancangan Ulang Identitas Visual dan Desain Kemasan Berkelanjutan Pada Umkm Djadi Batik di Program BEDA'KAN

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi penerapan metode design thinking dari Hasso-Plattner Institute of Design dalam perancangan identitas visual dan desain kemasan. Design thinking, sebagai metode kolaboratif lintas disiplin ilmu, bertujuan mencari solusi inovatif dan kreatif yang fokus pada kebutuhan pengguna. Penelitian ini muncul seiring persaingan yang semakin ketat di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Pertumbuhan UMKM yang signifikan, terutama di Jawa Tengah dengan 1,45 juta unit usaha, menciptakan pasar yang kompetitif. Oleh karena itu, identitas merek yang kuat menjadi krusial. Dalam mendukung UMKM, Kemenparekraf bersama ASPRODI DKV menginisiasi program Bedah Desain Kemasan (BEDA’KAN), di mana Djadi Batik turut serta. Djadi Batik, berfokus pada desain hanbok dengan bahan batik asli Yogyakarta, hadir sebagai inovasi dalam penggunaan batik yang modern. Keunggulan produknya terletak pada inovasi dan keunikan, menawarkan peluang bisnis yang menjanjikan, terutama bagi generasi muda yang tertarik pada budaya Korea. Meskipun telah berdiri sejak 2015, Djadi Batik masih membutuhkan identitas visual yang konsisten dan mencari kemasan yang lebih ringan serta ramah lingkungan. Desain identitas visual dan kemasan mengikuti 5 tahap design thinking: (1) Empathize, (2) Define, (3) Ideate, (4) Prototype, dan (5) Test. Implementasi tahap tersebut menjadi pendekatan dalam menciptakan identitas visual dan kemasan yang mencerminkan brand image Djadi Batik. Hasil penelitian mencakup logo, desain kemasan, hang tag, dan kartu ucapan terima kasih yang mampu mencitrakan merek Djadi Batik secara optimal.