Aktivasi Bank Sampah dan “Omah Sampah” sebagai Alternative Business Income di Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah

Penulis

  • Listyaning Eko Martanti Poltekkes Kemenkes Semarang
  • Hanifa Andisetyana Putri Poltekkes Kemenkes Semarang
  • Yuniarti Yuniarti Poltekkes Kemenkes Semarang
  • Ulfah Musdalifah Poltekkes Kemenkes Semarang

Kata Kunci:

Minyak Jelantah, Lilin Aromaterapi, Lilin Hias, Lingkungan, Pengabdian Masyarakat

Abstrak

Waste can contribute to environmental pollution, which in turn impacts public health. As an alternative solution to address waste issues in urban areas, the development of waste banks represents a social engineering initiative aimed at teaching the community to sort waste and raising awareness about waste management. The objective of the activities conducted is to empower the community through waste sorting programs, encouraging them to become waste bank customers, and managing household waste by producing aromatherapy candles and ecoenzymes. These activities are carried out at the Department of Midwifery, Poltekkes Kemenkes Semarang, and in the Green Village Ngijo, Gunungpati, Semarang, which is a foster village. The methods of implementation include awareness campaigns, technical training, and support to drive the waste sorting programs, participation as waste bank customers, as well as the production of aromatherapy candles and ecoenzymes, taking place from July to August 2024. The outcome of these activities is the creation of a community that is environmentally conscious and able to process waste into economically valuable items with high market potential. The training on household waste management was successfully conducted with the involvement of both the academic community and the general public. It is hoped that this waste management initiative will continue as a routine activity, benefiting both the academic community and the foster village by promoting the production of aromatherapy candles and ecoenzymes.

Keywords: waste bank, aromatherapy candles, ecoenzymes

Sampah dapat mempengaruhi terhadap pencemaran lingkungan yang akan berdampak pada kesehatan masyarakatnya. Untuk alternatif solusi dalam mengatasi masalah sampah di perkotaan, pengembangan bank sampah merupakan kegiatan bersifat social engineering yang mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengolahan sampah. Tujuan dari kegiatan yang dilakukan adalah melakukan pemberdayaan masyarakat melalui program kegiatan pilah sampah dan aktivasi sebagai nasabah bank sampah dan pengolahan sampah rumah tangga dengan pembuatan lilin aromaterapi dan juga ecoenyzme. Kegiatan dilaksanakan di Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang serta di desa binaan Green Village Ngijo, Gunungpati, Semarang. Metode pelaksanaan dengan melakukan sosialisasi, pelatihan teknis, serta pendampingan untuk menggerakan program kegiatan pilah sampah dan aktivasi sebagai nasabah bank sampah serta pembuatan lilin aromaterapi dan juga ecoenzym yang dilaksanakan dari bulan JuliAgustus 2024. Hasil dari kegiatan yang dilakukan adalah menghasilkan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan serta mengolah sampah menjadi barang dengan nilai ekonomis yang memiliki daya jual tinggi. Pelaksanaan pelatihan pengelolaan limbah rumah tangga dapat terlaksana dengan baik oleh sivitas akademika maupun masyarakat. Diharapkan kegiatan pengolahan limbah sampah ini dapat dilanjutkan sebagai kegiatan rutin yang menghasilkan baik civitas akademika maupun desa binaan dengan menggerakkan produksi lilin aromaterapi dan ecoenzym.

Kata kunci: bank sampah, lilin aromaterapi, ecoenzym

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

[1] Y. Hendra, “Perbandingan Sistem Pengelolaan Sampah di Indonesia dan Korea Selatan: Kajian 5 Aspek Pengelolaan Sampah,” Aspir. J. Masal. Sos., vol. 7, no. 1, pp. 77–91, 2016, doi: 10.46807/aspirasi.v7i1.1281.

[2] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012. 2012, pp. 1–11.

[3] P. Kemenko, “7,2 Juta Ton Sampah di Indonesia Belum Terkelola Dengan Baik,” 2023.

[4] A. I. Yunus, Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik, no. March. 2023.

[5] P. Sujarta and M. L. Simonapendi, “Pelatihan Pengolahan Sampah Organik Dengan Konsep Eco-Enzym,” J. Pengabdi. Papua, vol. 5, no. 1, pp. 34–39, 2021, doi: 10.31957/.v5i1.1326.

[6] P. A. Shentika, “Pengelolaan Bank Sampah di Kota Probolinggo,” J. Ekon. dan Ekon. Stud. Pembang., vol. 8, no. 1, pp. 92–100, 2016, doi: 10.17977/um002v8i12016p092.

[7] S. I. Megah, D. S. Dewi, and E. Wilany, “Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga Digunakan Untuk Obat Dan Kebersihan,” Minda Baharu, vol. 2, no. 1, p. 50, 2018, doi: 10.33373/jmb.v2i1.2275.

[8] Bernadin, “Pemberdayaan Masyarakat Desa Citeras Rangkasbitung Melalui Pengolahan Sampah dengan Konsep Eco-enzyme dan Produk Kreatif yang Bernilai Ekonomi,” Pros. Semin. Nas. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 2, no. 1, pp. 1–6, 2017.

[9] H. Winarsi, Antioksidan alami dan radikal bebas: Potensi dan aplikasi dalam kesehatan. Yogyakarta: Kanisius, 2007.

Unduhan

Diterbitkan

15-12-2024

Cara Mengutip

Martanti, Listyaning Eko, Hanifa Andisetyana Putri, Yuniarti Yuniarti, dan Ulfah Musdalifah. “Aktivasi Bank Sampah Dan ‘Omah Sampah’ Sebagai Alternative Business Income Di Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah”. Mitra Akademia: Jurnal Pengabdian Masyarakat 7, no. 3 (Desember 15, 2024): 149–154. Diakses Februari 16, 2025. https://jurnal.pnj.ac.id/index.php/MAK/article/view/7116.

Artikel Serupa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.