PELATIHAN EMPATI PADA REMAJA DI YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL MUHAJIRIN SEBAGAI AGEN UNTUK MENCIPTAKAN MASYARAKAT INKLUSIF

Penulis

  • Iftita Rahmi Politeknik Negeri Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.32722/mapnj.v4i1.2747

Kata Kunci:

pelatihan, empati, bullying, individu berkebutuhan khusus

Abstrak

Abstract

An inclusive society is a society that involves all elements and aims to empower and promote social, economic, and political diversity. In an inclusive society, everyone can participate effectively and live together. To realize an inclusive society, we need an understanding of the importance of an inclusive education system that has an important impact on the development and maintenance of education for all (Education for All / EFA). Inclusive education in Indonesia still has many gaps, including low acceptance from peers which can lead to acts of harassment / bullying. This harassment action arises because of the low understanding of the community especially peers towards individuals with special needs (IBK). Whereas support from peers is able to increase IBK interaction with other friends, increase IBK involvement in academic activities, social participation, initiate new friendships for IBK. For this reason, friends need to improve their empathy skills so that they can provide support for IBK. This community service activity is carried out to adolescents with discussion activities, peer tutoring, and role play to change perceptions and increase empathy for IBK

 

Key words –training, empathy, bullying, individual with special needs

 

Abstrak

Masyarakat inklusif merupakan masyarakat yang melibatkan semua unsur dan bertujuan untuk memberdayakan dan mempromosikan keberagaman social, ekonomi, dan politik. Dalam masyarakat inklusif, semua orang dapat berpartisipasi secara efektif dan hidup bersama. Untuk mewujudkan masyarakat inklusif, diperlukan pemahaman akan pentingnya sistem pendidikan inklusif yang memiliki dampak penting dalam perkembangan dan mempertahankan pendidikan untuk semua (Education for All/EFA). Pendidikan inklusif di Indonesia masih terdapat banyak ketimpangan, diantaranya rendahnya penerimaan dari teman sebaya yang dapat berujung pada tindakan perundungan/bullying. Tindakan perundungan ini muncul karena rendahnya pemahaman masyarakat terutama teman sebaya terhadap individu berkebutuhan khusus (IBK). Padahal dukungan dari teman sebaya merupakan dapat meningkatkan interaksi IBK dengan teman-teman lainnya, meningkatkan keterlibatan IBK dalam kegiatan akademik, partisipasi sosial, memulai pertemanan baru bagi IBK. Untuk itu teman sabaya perlu meningkatkan kemampuan empati agar dapat memberikan dukungan bagi IBK. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan kepada remaja dengan kegiatan diskusi, tutor sebaya, dan roleplay untuk mengubah persepsi dan meningkatkan empati terhadap IBK.

 

Kata kunci pelatihan, empati, bullying, individu berkebutuhan khusus

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Burger, C., Strohmeier, D., Spröber, N., Bauman, S., dan Rigby, K. (2015). How teachers respond to school bullying: An examination of self-reported intervention strategy use, moderator effects, and concurrent use of multiple strategies. Teaching and Teacher Education. 51: 191–202. doi:10.1016/j.tate.2015.07.004.

Erik W. Carter, Asmus, J., Moss, C. K., Biggs, E. E., Bolt, D. M., Born, T. L., … Weir, K. (2016). Randomized Evaluation of Peer Support Arrangements to Support the Inclusion of High School Students With Severe Disabilities. Exceptional Children, 82(2), 209–233. https://doi.org/10.1177/0014402915598780

Fredricksson, G. (2018). Inclusive Societies.

Humphrey, N., & Hebron, J. (2015). Bullying of children and adolescents with autism spectrum conditions: A “state of the field” review. International Journal of Inclusive Education, 19(8), 845–862. https://doi.org/10.1080/13603116.2014.981602

Lam, T. C. M., Kolomitro, K., & Alamparambil, F. C. (2011). Empathy Training: Methods, Evaluation Practices, and Validity. Journal of MultiDisciplinary Evaluation, 7(16), 162–200. Retrieved from http://journals.sfu.ca/jmde/index.php/jmde_1/article/view/314

Novak, A. D., & Bartelheim, F. J. (2012). General education students’ changing perceptions of students with special needs. Current Issues in Education, 15(2).

Nurhamida, Y. (2016). Regular Students’ Empathy Level towards Students with Special Needs in Inclusion Class. Asean Conference 2nd Psychology & HUmanity, 672–678. Malang.

Permendiknas. Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa. , Pub. L. No. 70, 70 (2009).

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2014). Penyandang Disabilitas pada Anak. Jakarta.

Rogers, C. R. (1975). Emphathic: Unappreciated Way of Being. The Counseling Psychologist, 5(2), 2–10.

UNESCO. (2009). Policy Guidlines on Inclusion in Education. Paris: UNESCO.

Diterbitkan

14-08-2021

Cara Mengutip

Rahmi, Iftita. “PELATIHAN EMPATI PADA REMAJA DI YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL MUHAJIRIN SEBAGAI AGEN UNTUK MENCIPTAKAN MASYARAKAT INKLUSIF”. Mitra Akademia: Jurnal Pengabdian Masyarakat 4, no. 1 (Agustus 14, 2021): 309–313. Diakses Juli 2, 2024. https://jurnal.pnj.ac.id/index.php/MAK/article/view/2747.

Terbitan

Bagian

Articles
Share |